ada sesuatu seperti mencoba merobek
dari dalam
kata-kata terbuang
pikiran mengambang
ingatan-ingatan (tentang harapan)
kegagalan yang tak pernah berhenti (menerjang)
sebuah rasa
dalam cecapan relung
kepahitan menjelma begitu saja
dan mau tidak mau harus tetap dicecap
meski kau menolak
kau tak punya pilihan
ada kala malam-malam yang dilewati
membuat kau tak bisa terpejam
berkeringat
tak bisa menajamkan pikiran
mata hanya menatap dalam jarak dekat
kabut dan kegerahan seperti santapan malam
yang tak dihabiskan
nyanyi kecil
ah, bukan…
terlalu senyap untuk dikatakan sebuah nyanyi
aku rasa
bahkan senandung pun bukan
menanti pagi seperti ini
layaknya dialektika
satu-satunya pertanyaanmu
adalah jawabanmu sendiri
dan kau tak pernah bisa tahu
kapan harus berhenti menjawab
atau bertanya
mungkin sampai tepi hidupmu
atau seseorang mengakhiri hidupmu
atau kau mengakhiri sendiri hidupmu
tapi
untuk pilihan terakhir
aku rasa
salah satu diantara kita bukan pengecut